Senin, 13 Januari 2014

BAB 2


BAB 2
PEMBAHASAN

                  I.            Tinjauan Historis

Bakpia pathok “ 25 “ adalah sebuah nama dari perusahaan yang cukup besar dimana menyediakan dan memproduksi kue khas jogja yaitu “ bakpia jogja ” dimana bakpia ini sangatlah berbeda dengan bakpia di daerah lain.

Gambar 1.01  Generasi pewaris home industri bakpia pathok “25”.           Sumber: pemotretan kelompok 3
generasi.jpgAwal berdirinya, merupakan cetusan dari seorang perempuan jawa keturunan china bernama Tan Aris Nio, yang dulunya punya hobi memasak terutama membuat kue-kuean seperti bakpia. Karena beliau­ melihat sebuah peluang usaha serta keinginan beliau untuk mencoba-coba, maka tahun 1948 beliau mendirikan sebuah industri rumahan kecil, tanpa nama dan hanya dibantu satu karyawan serta hanya di bantu oleh anak-anaknya saja untuk memproduksi makanan kesukaan beliau sejak kecil yaitu bakpia. Dan saat itu beliau hanya menjual bakpia hasil produksinya di tetangga-tetangganya dan terkadang dibeli dan menjadi oleh-oleh sanak saudaranya sendiri serta kemasannya pun masih dari wadah bambu.

Untuk lebih mengenalkan bakpia buatan beliau maka beliau memberikan merek pada bakpianya dengan merek bakpia “38” dengan alasan saat itu beliau menggunakan toko dengan nomor toko 38. Namun, meskipun sudah diberi merek dagang, usaha beliau tidak kunjung berkembang. Sehingga, tahun 1980 kemasan bakpia pun dirubah dari wadah bambu menjadi wadah karton dengan tampilan merek dagang baru dengan nama Bakpia Pathok “25”. Dimana pathok adalah sebuah nama, tempat industri rumahannya berdiri yaitu berada di kecamatan pathok, dan  angka 25 diambil dari nomor rumah beliau

 saat itu beliau mengambil beberapa karyawan untuk membantu dalam proses produksi. Meskipun begitu, alat yang digunakan dalam proses produksi sangatlah sederhana dan hanya dilakukan secara manual. Namun karena kegigihannya da sikap optimismenya maka usahanya berkembang sangat pesat. Dimana tahun 1984 beliau dapat mengambil sampai puluhan karyawan dalam proses produksi, pengepakan hingga pemasaran serta beliau pun mengganti semua alat produksi sederhananya dengan mesin dan alat-alat yang lebih canggih.

Waktu pun berjalan dimana beliau sudah menjadi semakin tua, dan akhirnya kepemilikan home industri ini jatuh dan di wariskan kepada anak anaknya dengan Arlan Sanjaya sebagai koordinator sekaligus pemilik pabrik dan saudara-saudaranya sebagai menejemen-menejemen penting dalam produksi serta pemasaran. Yang kebetulan Pak Arlan saat itu juga ingin mengembangkan home industri warisan ibunya. Pak Arlan juga menyadari betul mengenai pentingnya brand sebuah produk. Oleh karenanya ia menambahkan sebuah slogan setelah nama bakpia, dengan nama slogan menjadi Bakpia Pathok “25” oleh-oleh khas Jogja, dengan tujuan untuk lebih menekankan masyarakat, bahwa pathok 25 adalah kue khas jogja selain makanan gudeg

Karena usaha dan ke optimisan Siek Tek Ong (sebutan untuk keluarga Tan Aris Nio) dari generasi ke generasi untuk mengembangkan dengan sungguh-sungguh home industrinya, maka home industri tersebut akhirnya berkembang menjadi sebuah pabrik dengan ratusan karyawan dengan menggunakan gaji UMK propinsi Yogyakarta serta dengan kesungguhan beliau berdua dalam memasarkan, yang awalnya pemasarannya hanya di sekitar kecamatan pathok, meluas menjadi seluruh pulau jawa.


               II.            Tinjauan Geografis

Pabrik Bakpia Pathuk 25 terletak di kampung Sanggrahan Pathuk Gang I Nomor 504 Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Kota Madya Yogyakarta. Lokasi tersebut berada di belakang kawasan Malioboro sehingga memudahkan dalam hal pengadaan bahan baku maupun pemasaran.



           III.            Alat dan Bahan

Alat dan bahan dalam proses pembuatan bakpia sebenarnya cukup sederhana dan mudah di dapat. Kalaupun ada alat yang tidak mungkin bisa di dapatkan, cukup hanya mengganti dengan benda yang lebih murah dan didapat. Alat dan bahan tersebut di antaranya adalah :

1.      Alat

a.      Air
b.      Panci
c.       Mesin penggiling
d.      Baskom
e.      Tungku perebus
f.        Mixer
g.      Kipas
h.      Timbangan adonan
i.        Tungku arang / oven
j.        Loyang

2.      Bahan

a.      Bahan kulit
1.      12 kg Tepung terigu bogasari
2.      2 lliter Minyak goreng bimoli
3.      4 kg Gula
4.      Garam secukupnya

b.      Bahan isi
1.      25 kg kacang hijau
2.      Gula
3.      Garam secukupnya






           IV.            Langkah dan Metode Pembuatan

A.            Metode

(a)
Text Box: (a)
  
Text Box: Gambar 1.02 Metode dalam membuat bakpia.     (a) metode secara manual (b) metode secara otomatis
Sumber: pemotretan kelompok 3
(b)
Text Box: (b) Dalam proses pembuatan bakpia pathok, metode yang digunakan proses pembuatan bakpia terdapat dua jenis metode, yaitu metode secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan secara otomatis dengan menggunakan tenaga mesin. Dalam proses pembuatan bakpia pathok metode secara manual biasanya digunakan dalam proses pengangkutan bahan, pengisian isi kedalam kulit, pengepakan, dan proses pemasaran. Sedangkan untuk metode secara otomatis digunakan dalam proses pengovenan, penggilingan bahan, pembuatan adonan, dan pendinginan.

B.          Langkah-Langkah Pembuatan

            Langkah-langkah dalam proses pembuatannya sendiri cukup sederhana dan mudah. Kita hanya membutuhkan alat serta bahan yang dibutuhkan (sesuai tercantum dalam pokok Alat dan Bahan). Untuk membuatnya sendiri, terdapat 4 proses pembuatan, yaitu proses pembuatan isi bakpia, pembuatan kulit bakpia,  proses pemasukan isi ke dalam kulit, dan pengovenan.

Berikut langkah-langkah dalam proses pembuatannya:

A.   Pembuatan Isi Bakpia

1.      Pertama, pilihlah 25 kg kacang hijau yang bagus untuk menghasilkan bakpia yang berkualitas. Caranya yaitu menyeleksinya melalui proses perendaman selama dua jam sampai kulitnya terkelupas dari bijinya, dimana kacang hijau yang mengambang serta kulitnya berarti berkualitas buruk dan yang tetap tenggelam berarti berkualitas bagus.

2.      Gunakan yang berkualitas bagus. Tetapi untuk yang kulit dan kacang yang berkualitas buruk, jangan dibuang karena kacang hijau dengan kualitas buruk serta kulitnya masih bermanfaat untuk pakan hewan-hewan ternak.                        
3.      Setelah dipilih, cucilah kacang tersebut menggunakan air bersih. Lakukan proses pencucian beberapa kali agar kacang hijau benar-benar bersih.          
           
4.      Tanak 25 kg kacang hijau yang tak berkulit tadi selama setengah jam di dalam panci.                                                                                                                             
5.     
Sumber: pemotretan kelompok 3

Text Box: Sumber: pemotretan kelompok 3
kemudian,  kacang hijau hasil tanakan tadi, di giling menggunakan mesin penggiling berulang kali sampai benar-benar halus sehingga menjadi adonan.

6.      Adonan kacang hijau tadi kemudian masuk dalam proses mixing atau pengadukan. Dalam proses ini adonan kacang hijau di bumbui dengan gula dan garam.                                                                                                                            
7.      Adonan yang sudah diaduk kemudian di dinginkan di loyang besar dengan cara meratakannya sampai menutupi sebagian loyang, lalu dibiarkan terkena kipas angin selama setengah jam atau sampai benar-benar dingin.                                                                                      
8.     
Gambar 1.04 Pendinginan adonan
Text Box: Gambar 1.04 Pendinginan adonan Setelah itu, adonan yang sudah di dinginkan tadi, kemudian dimasukkan kedalam wadah plastik besar dan di diamkan selama 1-2 jam.         
Sumber: pemotretan kelompok 3

Text Box: Sumber: pemotretan kelompok 3

                       
9.      Untuk yang terakhir, suplai adonan isi menuju proses pemasukan isi kedalam kulit.

B.      Pembuatan Kulit

1.      Gunakan tepung sebanyak 12 kg, untuk hasil yang lebih baik, pilih tepung terigu Bogasari.

2.      Kayak tepung terigu dengan mesin maupun manual, agar tidak ada tepung yang menggumpal dan agar lebih halus.                                                                    
3.      Untuk proses selanjutnya, tepung yang sudah dikayak tadi di masukkan ke dalam mesin mixer, lalu di tambahkan dengan empat liter minyak goreng merek apapun dan dua liter air bersih serta di tambahkan sedikit garam agar kulitnya terasa lebih gurih.

4.      Setelah semua bahan tercampur, mixing semua bahan dengan mixer selama satu jam  atau sampai adonan kulit menjadi kalis atau ulen.                                               
5.      Kemudian timbang adonan kulit untuk menyamakan antara satu adonan kulit dengan adonan kulit yang lainnya.                                                                          
6.      Agar hasil timbangan lebih akurat, gunakan timbangan listrik.                               
7.      Adonan hasil penimbangan tadi kemudian di diamkan dalam wadah plastik besar selama kurang lebih 15 menit dengan tujuan adonan tidak mudah sobek saat proses pengisian isi.                                                                                  
8.      Ingat  !, saat mendiamkan adonan kulit, tutupi wadah dengan plastik atau penutup lainnya untuk menghindari keringnya adonan akibat kontak langsung dengan udara.

9.      Untuk langkah terakhir, suplai adonan kulit menuju proses pemasukan isi kedalam kulit.

C.      Pemasukan Isi ke Dalam Kulit

1.      Dalam proses ini, semua pekerjaan dilakukan secara manual yaitu menggunakan tangan dalam prosesnya.

2.     
Sumber: pemotretan kelompok 3

Text Box: Sumber: pemotretan kelompok 3
Gambar 1.05  Proses pemasukan isi kedalam kulit
Text Box: Gambar 1.05  Proses pemasukan isi kedalam kulit Langkah pertama, siapkan adonan isi dan adonan kulit. Letakkan di atas meja.    
3.      Lalu ambil sebagian adonan isi, dan bentuklah adonan menyerupai bola sebesar tutup botol aqua.

4.      Lalu taruhlah di atas meja.                                                                                                                
5.      Langkah kedua, ambil sebagian adonan kulit, dan bentuklah adonan menyerupai bola juga, dan untuk ukurannya sama dengan ukuran adonan isi.   
6.      Setelah itu, adonan kulit yang berbentuk bola tadi taruh di atas meja, dan pukul dengan telapak tangan sampai adonan kulit menjadi lembaran tipis berbentuk lingkaran.

7.      Ingat  ! hati-hati dalam memukul adonan untuk menjadi lembaran karena berakibat sobeknya lembaran dan berarti mengulang kembali.                          
8.      Setelah lembaran adonan kulit jadi, maka ambil adonan isi berbentuk bola tadi dan taruh di atas adonan kulit.

9.      Bungkus seluruh permukaan adonan isi dengan lembaran kulit. Dimana plintir dan gabung-gabungkan adonan pada titik pertemuan sisi-sisi adonan kulit.       
10.  Kemudian, gepengkan adonan yang sudah jadi dengan cara memukul-mukulnya kembali dengan telapak tangan, namun harus pelan-pelan supaya isi dari adonan yang sudah jadi tidak tumpah keluar dan jadilah pia mentah.

11.  Langkah terakhir bawa pia mentah untuk dilakukan proses pengovenan.



D.    Pengovenan

1.      Langkah dalam proses ini cukup singkat.

2.      Pertama,siapkan loyang dan ambil pia mentah yang di bawa dari proses sebelumnya.                                                                                                                
3.      Taruh satu per satu pia mentah ke dalam loyang.
Sumber: pemotretan kelompok 3

Text Box: Sumber: pemotretan kelompok 3
Gambar 1.06  Proses pengovenan bakpia pathok
Text Box: Gambar 1.06  Proses pengovenan bakpia pathok
4.      Susun rapi. Dan masukkan ke dalam tungku arang yang pasti sudah dinyalakan.                                                                                                               
5.      Oven pia mentah tersebut selama 10 – 15 menit.

6.      Seteleh itu keluarkan loyang, dan diamkan beberapa menit untuk sekedar menurunkan suhu bakpia.                                                                                                           
7.      Dan bakpia pathok pun siap di makan.




V.            Pengemasan dan Pemasaran

Gambar 1.07 Ruang oleh-oleh bakpia pathok dan jajanan jogja lainnya
Text Box: Gambar 1.07 Ruang oleh-oleh bakpia pathok dan jajanan jogja lainnya DSC04937Pada awal berdirinya, bakpia pathok “25” bukanlah sebuah pabrik, melainkan industri rumahan yang kecil, dan seperti statusnya yang kecil, produksinya juga masih sedikit dan masih asal-asalan dalam menentukan banyaknya produksi alias tidak mempunyai target jumlah produksi. Dan saat itu peminatnya masih sangat terbatas dan yang membelipun hanya dari kalangan tetangga saja serta dari
YOGYAKARTA_KULINER_BAKPIA_PATHOK_25_PRODUK_1.jpg
Sumber: hasil pemotretan tahun lalu

Text Box: Sumber: hasil pemotretan tahun lalu

Untuk pengemasan, pada awalnya home industri ini keluarga dan sanak saudara yang berlibur ke jogjakarta. menggunakan wadah dari bambu yang dinamakan besek sebagai pembungkusnya dengan tanpa label. Namun pada minggu-minggu berikutnya, tepatnya saat si pemilik home industri ini yaitu Tan Aris Nio menyewa sebuah toko di jalan pathok untuk berjualan bakpia, ia  mulai menggunakan label yang berbentuk stiker kecil dengan nama bakpia “38” dan hanya di tempelkan diatas tutup besek. Diberikan angka “38”, karena toko tersebut memiliki nomor toko “38”.
Karena tidak kunjung berkembang, ibu Tan Aris Nio kemudian memindahkan tempat dagangnya dari toko ke rumahnya kembali. Sehingga, nama label berganti pula dari “38” menjadi “25” dan untuk pengemasannya ibu Tan juga menggantinya dari besek bambu menjadi karton biasa berwarna cokelat. Tahun 1980 kemasannya dirubah kembali untuk lebih mengembangkan home industrinya menjadi kemasan yang berdesain tinggi dan lebih menarik.
Dari perkembangan itu Home industri tersebut pun menjadi berkembang pesat dan mulai dilirik oleh semua kalangan masyarakat bahkan turis mancanegara. karena permintaan pasar sangat besar dan agar peminat bakpia pathok 25 dengan mudah membelinya, maka di bukalah cabang-cabang toko serta pasar yang menyediakan bakpia pathok 25. Toko-toko dan pasar tersebut adalah:
a.       Toko Ongko Joyo di Jalan AIPTU KS Tubun no 65
b.      Pasar Pathok Jl. Bhayangkara,
c.       Toko Kembang Jaya di kilometer 9 dan
d.      Bandara Jaya di Jalan Laksda Adisutjipto di kilometer 11,5.


Selain itu dalam pemasarannya untuk mencari konsumen, pabrik ini juga menggandeng tukang becak, andong di jalan Malioboro serta bekerja sama dengan supir travel pariwisata untuk mempromosikannya.
Dan meskipun banyak di buru konsumen dari luar jogja, pemilik bakpia pathok dari awal hingga kini tidak mau membuka outlet di luar jogja. Karena menurut mereka, jika dibuka outlet di daerah lain maka bukan khas jogja lagi.

VI.            Ketenagakerjaan

Untuk ketenagakerjaan,  pada mulanya hanya mempunyai 1 karyawan, dan gajinya pun rendah karena saat itu memang peminatnya terbilang belum ada dan pembelinya pun kebanyakan dari kalangan keluarga atau sanak saudara yang sedang berlibur ke jogjakarta .

Namun sejak tahun 1980 dimana home industri ini mulai menggunakan brand dan logo baru, karyawannya bertambah siknifikan menjadi ratusan dan gajinya pun menyesuaikan UMK propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta.

Namun dalam perekrutan pegawai, home industri tersebut tidak mempermasalahkan status ijazah dan pendidikan, sehingga banyak karyawan yang bukan dari latar belakang pendidikan tinggi. Rata-rata lulusan SD, bahkan SMP pun tidak lulus. Syaratnya hanya minimal memiliki KTP dan memiliki niat 

Disamping itu tugas dari karyawan laki-laki juga berbeda dengan karyawan perempuan, dimana untuk karyawan laki-laki tugasnya lebih berat dari karyawan perempuan. Untuk laki-laki biasanya ditugaskan dalam proses pencucian bahan, pembuatan adonan, perebusan, pembuatan isi, pembuatan kulit dan pengovenan. Sedangkan untuk karyawan perempuan di tugaskan dalam proses memasukkan isi kedalam kulit, pengepakan, administrasi dan pemasaran.


VII.            Kendala dan Antisipasi

Seperti halnya perusahaan maupun pabrik-pabrik lainnya memiliki rintangan dalam berusaha, perusahaan bakpia pathok “25” juga mempunyai banyak sekali kendala. Namun, hanya terdapat beberapa kendala yang menurut mereka agak besar.
Untuk kendala pertama yang mereka alami pada pertengahan perusahaan ini berdiri adalah, susahnya mencari pemasaran di karenakan kurangnya teknologi yang memadai dan masih belum mengenalnya masyarakat jogjakarta akan bakpia pathok “25” serta dikarenakan letak pabrik yang sangat tidak strategis, karena berada di dalam kampung pathok. Di tambah lagi banyak bermunculan pabrik bakpia merek lain di sepanjang jalan  menuju pabrik pathok “25”. Oleh karena beberapa tahun kemudian teknologi sudah lebih maju, maka dalam pemasaran keluarga beliau selain mengganti kemasan bakpia, mereka juga mulai memasarkan lewat internet dan juga mulai bekerja sama dengan para tukang becak, andong, dan supir bus pariwisata di jalan Malioboro untuk lebih mengenalkan produk bakpia pathok “25” kepada masyarakat kota jogja maupun wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang berlibur ke jogja.
Selain itu, karena letak pabrik yang tidak strategis, maka Arlan Sanjaya beserta keluarga dan beberapa karyawannya mengantisipasinya dengan membangun outlet maupun pasar central yang menyediakan bakpia “25” di beberapa tempat yang letaknya cukup strategis. Diantaranya yaitu di jalan belakang jalan Malioboro.
Untuk kendala yang ke dua adalah, keuangannya cenderung fluktuatif yang artinya selalu berubah- ubah.